Sepeda Pos
Abad ke -18, tukang pos (postman) mengirimkan surat atau paket dengan berjalan kaki dari satu kota ke kota lainnya dengan membawa tas atau karung berisi surat.
Abad ke-19, pengirim surat telah menggunakan sarana transportasi seperti kereta api. Dari stasiun kereta api, surat dikirimkan ke pelanggan atau penerima surat. Untuk daerah yang belum terjangkau seperti daerah pedesaan, surat masih diantar tukang pos yang berjalan kaki ataupun tukang pos yang menggunakan gerobak.
Awal abad ke-20, tukang pos menggunakan sepeda untuk mengantarkan surat. Penggunaan sepeda ini membuat pengirim surat jauh lebih cepat dan efisien.
Sepeda yang digunakan adalah sepeda onthel pada umumnya, yang memiliki tinggi frame 22 inchi (58) atau 24 inchi (60), dengan ban depan maupun belakang berukuran 28 inchi. Selain itu, di bagian belakang (boncengan) diletakan dua buah kantong dari kain kanvas di sebelah kiri dan kanan untuk menyimpan surat dan paket.